Juni

Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM)

Pengalaman menjalankan KKN-PPM UGM selalu meninggalkan perasaan mendalam bagi mahasiswa. Perasaan manis-pahit, suka-duka, cinta-benci menjadi sesuatu yang rumit dan sukar untuk didefinisikan. Namun, pada akhirnya keseluruhan memori tersebut selalu menjadi sebuah kenangan menggembirakan yang tidak mudah untuk terlupakan.

Kita boleh tidak sepakat tentang mengapa beberapa kenangan atau memori menjadi sebegitu melekat, sedangkan beberapa yang lain bisa semudah itu untuk terlupakan. Namun, kita pasti bisa bersepakat bahwa memori merupakan satu-satunya hal yang fundamental dari cara manusia mendapatkan pengetahuan (atau yang dalam filsafat disebut sebagai epistemologi) dalam rangka mengakses kembali kebahagiaan ataupun kesedihan di masa lalu.

Memori buruk cenderung tidak ingin diingat oleh manusia, sedangkan memori yang baik senantiasa dengan senang hati diingatkan kembali. Cara kerja memori lantas seperti memberikan suatu sensasi yang tampak samar dan sayup-sayup terhadap perasaan kita saat ini atas suatu peristiwa di masa lalu. Seolah-olah peristiwa baik di masa lalu menjadi sebuah hal baik yang perlu dan ingin kita ulang untuk terjadi di masa kini. Namun, kita kemudian dapat bertanya apakah sesungguhnya ketika muncul sebuah memori yang baik, benarkah kita sungguh menginginkan untuk mengulang peristiwa dan pengalaman yang terjadi di masa lalu itu? Atau itu hanya sensasi kebahagiaan aneh yang tercipta karena memori kebaikan yang muncul di benak kita?

Sekalipun kita mampu membuat suatu peristiwa di masa lalu terjadi kembali di masa kini, tetap saja yang terjadi adalah bahwa terdapat sensasi pengalaman baru yang justru menciptakan memori baru juga. Seolah-olah menjadi bukti bahwa waktu berjalan dalam lintasan yang bergerak satu arah dan tidak ada gunanya untuk kembali ke masa lalu atau mengulang hal yang sama untuk kedua kali.

Begitupula dengan sebuah memori yang tercipta dari sebuah pengalaman menjalankan KKN-PPM UGM. Untuk mengakses kembali ingatan di masa lalu seringkali diperlukan suatu stimulus dari luar diri yang menjadi penanda atas kejadian tersebut. Seperti melihat album foto atau dokumentasi kegiatan yang pernah dilakukan barangkali memberikan sensasi sayup-sayup rindu yang demikian saya terangkan diatas.

Saya mencoba mengkonfirmasi perasaan tersebut pada diri saya sendiri dengan mempertanyakan ulang persoalan mendasar dari sayup-sayuo rindu tersebut, misalnya:

  1. Mengapa kamu merindukan masa-masa KKN atau yang kamu rasakan hanya perasaan semu tak berdasar? Toh semasa KKN kamu banyak mengeluh agar masa-masa ini segera usai? Mengapa setelah lama usai justru perasaan aneh ini yang kamu dapatkan?

Mungkin terdapat semacam mekanisme dalam menjalankan kehidupan dan semua memori yang tersimpan. Pada akhirnya, semua pengalaman itu selalu dikutuk saat dijalankan karena dianggap sebuah beban, tetapi ketika usai selalu terkenang bahkan ingin diulang

  1. Atau apa tepatnya yang kamu rindukan dari masa-masa KKN? Tinggal satu desa dengan rekan sejawat, tidur diatas atap yang sama, membuat program kerja bersama warga sekitar, momen tertawa bersama dimalam hari, belanja ke pasar, memasak bersama-sama, makan bersama, atau pusing dan menangis bersama? Yang mana momen yang kamu rindukan?

All of it.

  1. Apakah benar itu yang kamu rindukan?

Itu yang saya juga belum yakin. Atau mungkin ini hanya kenangan dan memori yang baik yang perlu disimpan dan suatu saat menjadi sebuah cerita dimasa depan yang bisa dibagikan kepada keturunan. Tidak perlu menjadi seorang yang melankolis dan sentimental terus-terusan. Masing-masing juga sudah punya kesibukan, mana mungkin untuk bisa kembali dikumpulkan.

 

Mungkin juga ini adalah sebuah konsekuensi dari menjalin sebuah “ikatan”? karena bukan hanya satu dua kali ini bukan? merasakan kemelekatan pada suatu ikatan, baik persahabatan, percintaan, atau kekeluargaan. Semuanya selalu meninggalkan memori dan kenangan. Tapi pada saat yang bersamaan juga seringkali membawa luka yang menyakitkan.

~ Semua yang Datang pasti akan Pergi || Semua yang Lewat pasti akan Berlalu ~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.